Jejak Sejarah Nisan dalam Tradisi Pemakaman Islam dan Budaya Melayu
https://www.arbiprinting.com/2025/04/jejak-sejarah-nisan-dalam-tradisi.html?m=0Nisan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi pemakaman di berbagai budaya, termasuk dalam masyarakat Islam dan Melayu. Fungsinya bukan hanya sebagai penanda makam, tetapi juga menyimpan nilai historis, sosial, bahkan spiritual yang kaya. Dalam tradisi Islam, penggunaan nisan dikenal sejak zaman Rasulullah ï·º, meski bentuknya sangat sederhana—hanya berupa batu atau kayu sebagai penanda tanpa hiasan berlebih. Hal ini mencerminkan ajaran Islam yang menekankan kesederhanaan dan menghindari sikap berlebihan, bahkan dalam urusan kematian.
Di kawasan Melayu, termasuk di Pekanbaru dan wilayah sekitarnya, nisan berkembang menjadi lebih dari sekadar penanda kubur. Ia menjadi media yang mencerminkan nilai budaya, status sosial, serta perkembangan estetika masyarakat setempat. Nisan-nisan tua yang ditemukan di makam-makam bersejarah biasanya terbuat dari batu andesit, granit, atau bahkan kayu ulin, dengan ukiran halus yang memuat kaligrafi Arab, motif tumbuhan, dan kadang-kadang syair atau doa. Ukiran ini tidak hanya mencerminkan penghormatan kepada yang wafat, tetapi juga menjadi cerminan tingkat keilmuan dan religiusitas masyarakat pada masanya.
Menariknya, nisan juga berfungsi sebagai sumber sejarah tak tertulis. Dari nisan-nisan lama, kita bisa melacak garis keturunan, perubahan nama keluarga, bahkan sejarah masuknya Islam ke suatu daerah. Banyak nisan kuno di pesisir Sumatra, termasuk Riau, memuat nama-nama ulama, bangsawan, atau pedagang yang berperan penting dalam penyebaran agama dan pembangunan masyarakat. Nisan-nisan tersebut kini menjadi artefak budaya yang penting, disimpan dan dijaga di beberapa situs pemakaman tua sebagai bukti peradaban yang pernah berkembang.
Di tengah perkembangan zaman, bentuk nisan mungkin mengalami penyesuaian dalam hal bahan dan teknik pengerjaan, tapi nilai filosofisnya tetap sama. Ia menjadi pengingat bagi yang hidup, bahwa setiap manusia akan kembali ke tanah, dan bahwa kematian adalah bagian dari perjalanan menuju akhirat. Karena itu, dalam masyarakat Islam, nisan tetap dibuat dengan tujuan mengingatkan, bukan memamerkan. Maka tak heran jika hingga hari ini, banyak keluarga di Pekanbaru dan sekitarnya tetap menjaga tradisi ini, sembari menyesuaikan bentuk nisan dengan nilai-nilai keislaman dan kesederhanaan yang diajarkan agama.